Hibah
Sang Penjaga Langit
14 kisah ketetapan hati anak bangsa untuk mengabdi sebagai penjaga langit indonesia. Melalui buku ini, kita semua belajar bahwa perbedaan persoalan, ragam tantangan dan seberapa pun banyaknya kendala yang dihadapi saat ditempatkan di setiap lokasi Pelayanan Navigasi Penerbangan tidak akan mengikis dedikasi insan Airnav Indonesia.
"Enggak apa-apa kalaupun harus mati di sana, yang penting saya sudah buktikan kalau saya tidak makan gaji butal balasku cepat. Cerita horor tentang Biloral yang menjadi alasanku tertahan di Nabire, sepertinya bukan alasan kuat lagi untuk membatalkan kepergianku.
Sutri Aisyah Apriani
Aku mencium kening bayi mungil itu. Bayi dua bulan di gendongan neneknya itu harus kutinggalkan. Masa cuti bersalinku sudah habis dan aku mesti kembali ke tempat tugasku. Kuseka airmata yang menggenang di pelupuk mata dan aku berangkat ke bandara Juanda, bersiap mengudara kembali ke tempat tugasku. Namun ada satu daerah yang harus kusinggahi. yaitu Tangerang. Di kota ini tinggal kekasihku yang lain. Suamiku. Ini adalah ujian kesabaran dan ketabahan, serta ketangguhanku Sebuah hubungan segitiga yang paling jauh, karena aku di Sabang, anakku di Mojekerte, dan suamiku di Tangerang. Tiga pribadi yang terpisah-pisah
Nur Farida
Agung menyapu pandangan dengan cepat. Turun tangga? Butuh berapa puluh detik untuk sampai ke pelataran menuruni empat lantai tower ini? Bumm! Satu runtuhan menimpa meja operator dengan amat keras menghantam peralatan tanpa ampun. Itu peluit buatmu Agung! Selamatkan dirimu Agung melompati jendela dan sampai di ujung pagar pengaman tower dengan debu mengepul di lantai. Seolah itulah skenario dari barisan malaikat yang mengiringi dirinya untuk melompat dan terus melompat menuju keabadian surgawi. Penjaga langit itu terbang lembut dari lantai empat tower tempatnya menaruh seribu harapan bagi keselamatan ribuan orang setiap harinya
Anthonius Gunawan Agung
Tidak tersedia versi lain